Setelah beberapa waktu sejak pelantikan, Presiden Joko Widodo akhirnya memutuskan untuk melakukan reshuffle kabinetnya. Salah satu keputusan yang paling mencolok adalah pergantian Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Menurut Menteri Sekretaris Negara Pratikno, pergantian ini dilakukan untuk meningkatkan kinerja kabinet. “Reshuffle kabinet dilakukan agar kinerja pemerintahan semakin efektif dan efisien dalam menjalankan tugasnya,” ujarnya.
Menteri yang diganti, Rini Soemarno, dianggap memiliki catatan kinerja yang kurang memuaskan dalam mengelola BUMN. “Presiden ingin memastikan bahwa BUMN dapat berkontribusi maksimal dalam pembangunan negara,” kata Pratikno.
Beberapa nama calon pengganti Menteri BUMN juga sudah mencuat, salah satunya adalah Erick Thohir, pengusaha sukses yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga. Namun, hingga saat ini, Presiden Jokowi belum memberikan konfirmasi resmi terkait siapa yang akan menggantikan posisi Rini Soemarno.
Reshuffle kabinet ini pun menuai beragam tanggapan dari masyarakat. Ada yang mendukung langkah Presiden untuk melakukan pergantian demi meningkatkan kinerja pemerintah, namun ada pula yang menilai bahwa reshuffle hanya akan menimbulkan perubahan kosmetik belaka.
Menurut pengamat politik, Boni Hargens, reshuffle kabinet merupakan bagian dari strategi politik Presiden Jokowi untuk menghadapi tantangan kedepan. “Pergantian Menteri BUMN dapat menjadi momentum bagi pemerintah untuk memperbaiki kinerja sektor BUMN yang dinilai masih banyak yang belum optimal,” ujarnya.
Dengan adanya reshuffle kabinet dan pergantian Menteri BUMN, diharapkan pemerintah dapat lebih fokus dalam mengelola BUMN demi kemajuan pembangunan negara. Semua mata pun kini tertuju pada keputusan akhir Presiden Jokowi terkait siapa yang akan mengisi posisi tersebut.