Krisis finansial telah menjadi momok menakutkan bagi banyak perusahaan, termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia. Saat ini, banyak BUMN yang mengalami kebangkrutan akibat tekanan ekonomi yang semakin meningkat. Tapi mengapa hal ini terjadi, dan bagaimana caranya agar BUMN bisa bangkit kembali?
Menurut pakar ekonomi, krisis finansial dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari ketidakstabilan pasar global hingga kebijakan pemerintah yang kurang tepat. “Krisis finansial bukanlah sesuatu yang bisa dihindari sepenuhnya, tapi kita bisa belajar dari pengalaman yang telah terjadi,” ujar Profesor Bambang Brodjonegoro, mantan Menteri Keuangan Indonesia.
Salah satu contoh BUMN yang mengalami krisis finansial adalah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Diketahui bahwa maskapai penerbangan ini telah mengalami kerugian yang cukup besar akibat pandemi COVID-19. Menurut Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, langkah-langkah restrukturisasi perusahaan sedang dilakukan untuk memperbaiki kondisi keuangan.
Namun, tidak semua BUMN memiliki kesempatan untuk melakukan restrukturisasi. Beberapa di antaranya terpaksa harus menyerahkan kepemimpinan kepada pihak swasta atau bahkan menjual aset demi kelangsungan bisnis. “Krisis finansial memaksa perusahaan untuk berpikir out of the box dan mengambil langkah-langkah yang tidak pernah mereka lakukan sebelumnya,” ujar seorang analis ekonomi.
Untuk bisa bangkit kembali dari krisis finansial, BUMN perlu melakukan transformasi bisnis secara menyeluruh. Hal ini meliputi restrukturisasi utang, peningkatan efisiensi operasional, diversifikasi produk, dan peningkatan kualitas layanan. “BUMN harus mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungan bisnis, jika tidak ingin terjebak dalam krisis finansial yang lebih dalam,” tambah pakar ekonomi.
Dengan melakukan langkah-langkah yang tepat dan terukur, diharapkan BUMN yang mengalami krisis finansial bisa bangkit kembali dan memberikan kontribusi yang positif bagi perekonomian Indonesia. Sebagaimana yang dikatakan oleh Presiden Joko Widodo, “Krisis finansial bukanlah akhir dari segalanya, tapi justru merupakan awal dari perubahan yang lebih baik.”