Bangkrutnya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia berdampak besar pada berbagai aspek, terutama dampak sosial dan ekonomi. Dampak sosialnya terasa di masyarakat luas, sedangkan dampak ekonominya dirasakan oleh perekonomian negara secara keseluruhan.
Salah satu dampak sosial yang paling terasa adalah hilangnya lapangan pekerjaan bagi ribuan karyawan BUMN yang kemudian terkena PHK akibat bangkrutnya perusahaan tempat mereka bekerja. Menurut data dari Kementerian BUMN, setidaknya ada 20 ribu karyawan yang terkena dampak PHK akibat bangkrutnya beberapa BUMN tahun ini.
Menurut pakar ekonomi dari Universitas Indonesia, Prof. Bambang Susilo, dampak ekonomi dari bangkrutnya BUMN juga sangat signifikan. “BUMN memiliki peran strategis dalam perekonomian Indonesia. Bangkrutnya BUMN bisa berdampak pada menurunnya investasi asing dan juga kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia,” ujarnya.
Selain itu, bangkrutnya BUMN juga berdampak pada hilangnya pendapatan negara dari sektor BUMN yang biasanya menjadi salah satu kontributor terbesar dalam penerimaan negara. Menurut data dari Kementerian Keuangan, kerugian negara akibat bangkrutnya beberapa BUMN tahun ini mencapai triliunan rupiah.
Pemerintah pun mulai memberikan respons terhadap dampak sosial dan ekonomi akibat bangkrutnya BUMN. Menteri BUMN, Erick Thohir, mengatakan bahwa pemerintah akan segera melakukan restrukturisasi dan revitalisasi terhadap BUMN yang terancam bangkrut. “Kami akan berupaya keras untuk menjaga keberlangsungan BUMN demi kesejahteraan masyarakat dan perekonomian negara,” ujarnya.
Dengan berbagai langkah yang diambil pemerintah, diharapkan dampak sosial dan ekonomi akibat bangkrutnya BUMN di Indonesia dapat diminimalisir dan perekonomian negara dapat kembali pulih.