Saah satu tantangan yang dihadapi oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di era digital adalah pendayagunaan aset tetap. Aset tetap merupakan bagian penting dari modal kerja BUMN yang harus dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Menurut Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, “Pendayagunaan aset tetap BUMN merupakan langkah strategis yang harus dilakukan untuk memastikan kelangsungan bisnis dan pertumbuhan perusahaan di era digital yang serba cepat dan dinamis.”
Pemanfaatan teknologi digital dalam mengelola aset tetap juga menjadi peluang bagi BUMN untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Dalam hal ini, Direktur Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, Ririek Adriansyah, menyatakan bahwa “Transformasi digital merupakan kunci kesuksesan dalam mengoptimalkan pengelolaan aset tetap BUMN.”
Namun, tantangan yang dihadapi BUMN tidak hanya terletak pada implementasi teknologi digital, tetapi juga pada perubahan budaya kerja dan mindset karyawan dalam menghadapi perubahan tersebut. Menurut Menteri BUMN, Erick Thohir, “Tantangan terbesar dalam pendayagunaan aset tetap BUMN di era digital adalah bagaimana mengubah paradigma lama menjadi lebih adaptif dan inovatif.”
Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan kerja sama antara manajemen BUMN, karyawan, dan pihak eksternal dalam mengembangkan strategi yang tepat. Menurut Managing Director Accenture Strategy Indonesia, Herianto Pribadi, “Kolaborasi antara berbagai pihak akan memperkuat posisi BUMN dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di era digital.”
Dengan kesadaran akan tantangan dan peluang pendayagunaan aset tetap BUMN di era digital, diharapkan BUMN mampu bersaing dan berkembang di tengah persaingan yang semakin ketat. Dengan langkah strategis dan inovasi yang tepat, BUMN dapat memanfaatkan teknologi digital sebagai sarana untuk meningkatkan efisiensi dan keunggulan kompetitif.