Penilaian kinerja BUMN dengan sistem kerja 4 hari: Apa kata karyawan?
Saat ini, banyak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mulai menerapkan sistem kerja 4 hari dalam seminggu. Tujuannya adalah untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan karyawan. Namun, bagaimana penilaian kinerja karyawan dalam sistem kerja ini? Apakah karyawan merasa puas dengan sistem kerja 4 hari?
Menurut Bambang Suharno, pakar manajemen sumber daya manusia, “Penilaian kinerja karyawan dalam sistem kerja 4 hari perlu dilakukan secara cermat. Karyawan harus tetap diukur berdasarkan hasil kerjanya, bukan hanya dari jumlah waktu yang dihabiskan di kantor.”
Saat ditanya mengenai pengalaman mereka dengan sistem kerja 4 hari, seorang karyawan BUMN mengatakan, “Awalnya saya ragu apakah sistem ini akan efektif. Tapi setelah mencoba, saya merasa lebih produktif dan memiliki waktu lebih banyak untuk keluarga. Saya merasa lebih bahagia dan termotivasi untuk bekerja.”
Namun, tidak semua karyawan merespon positif terhadap sistem kerja 4 hari. Seorang karyawan lain menyatakan, “Meskipun memiliki waktu luang lebih banyak, saya merasa tertekan dengan target kerja yang semakin ketat. Saya merasa sulit untuk menyeimbangkan pekerjaan dan waktu istirahat.”
Dalam penilaian kinerja BUMN dengan sistem kerja 4 hari, penting untuk memperhatikan kesejahteraan dan kepuasan karyawan. Menurut Maria Wardhani, seorang psikolog industri, “Karyawan yang merasa nyaman dengan sistem kerja akan lebih berkontribusi secara maksimal. Oleh karena itu, komunikasi yang baik antara manajemen dan karyawan sangat diperlukan.”
Dengan demikian, penilaian kinerja karyawan dalam sistem kerja 4 hari perlu dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan. Kesejahteraan karyawan harus menjadi prioritas utama dalam upaya meningkatkan produktivitas BUMN.