Menteri BUMN 2014, Dahlan Iskan, merupakan salah satu figur yang cukup dikenal dalam dunia politik dan bisnis di Indonesia. Profilnya sebagai seorang pengusaha sukses sebelum menjadi menteri membuat banyak orang memiliki harapan besar terhadap kontribusinya dalam pembangunan ekonomi Indonesia.
Sebagai Menteri BUMN, Dahlan Iskan telah banyak memberikan kontribusi yang signifikan dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Salah satu kontribusi terbesarnya adalah dalam meningkatkan kinerja perusahaan-perusahaan pelat merah. Melalui program-program inovatif yang dijalankannya, seperti program efisiensi energi di PLN dan program revitalisasi perusahaan BUMN yang tidak berkinerja baik, Dahlan Iskan berhasil memberikan dampak positif yang cukup besar.
Menurut Dr. Eng. Hary Tanoesoedibjo, seorang pengusaha dan politikus Indonesia, “Dahlan Iskan memiliki visi yang jelas dalam mengelola BUMN untuk mendukung pembangunan ekonomi Indonesia. Kontribusinya dalam meningkatkan kinerja perusahaan-perusahaan BUMN sangat besar.”
Selain itu, Dahlan Iskan juga dikenal sebagai salah satu menteri yang memiliki keberanian dalam mengambil keputusan yang kontroversial demi kepentingan negara. Contohnya adalah ketika ia menutup sejumlah hotel mewah yang tidak memiliki izin di kawasan wisata Danau Toba, Sumatera Utara. Keputusan ini menuai kontroversi, namun berhasil membangkitkan kepercayaan investor dalam negeri maupun luar negeri.
Menurut Prof. Dr. Rhenald Kasali, seorang pakar manajemen Indonesia, “Keberanian dan integritas Dahlan Iskan dalam menjalankan tugasnya sebagai Menteri BUMN 2014 patut diapresiasi. Kontribusinya dalam membangun ekonomi Indonesia melalui program-program inovatifnya menjadi contoh yang baik bagi pejabat lainnya.”
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Menteri BUMN 2014, Dahlan Iskan, memiliki profil dan kontribusi yang sangat berarti dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Melalui keberaniannya dalam mengambil keputusan dan program-program inovatifnya, ia berhasil memberikan dampak positif yang cukup besar bagi kemajuan bangsa.